Tepatnya Di serambi itu Angin menyapa melati Hingga sampai semerbaknya pada kumbang hitam Tak disangka, benar adanya. kumbang hitam datang menghampirinya, tapi melati pun menolak Banyak sekali kumbang-kumbang menawarkan diri, Tapi tetap saja ditolaknya. Sekian lama abadnya, angin menyampaikan Pada kumbang putih Benar tersampaikan padanya Tapi, kumbang putih diam tak berdaya Katanya “tak mungkin ku bisa menambatkan diriku padanya sedang aku seperti ini, ku akui semerbak wanginya mengganggu di tidurku, sampai sampai do’aku lupa untukku, tapi biarkan air ini terus mengalir ke penghujungnya, biarlah, daku jaga kesucian rasa ini, daku tak ingin menengoknya walau mampu, biarlah ketawaran air ini menyatu dengan asinnya lautan, daripada memaksa dan menyatukan asinnya air mata miliknya” angin pun pergi tanpa salam kecewa, kecewa, padahal melati disana mengharap. Kumbang putih mendengarnya. Dan memanggil angin Dengan suara lantang